Rupiah Tertekan Hari Ini, Dolar Ditutup Naik ke Rp 15.135

Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Nilai tukar rupiah alami koreksi di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) di tengah wait and see rilis data inflasi Indonesia oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Melansir Refinitiv, mata uang RI ditutup di angka Rp15.135/US$ pada perdagangan hari ini, Senin (30/9/2024), melemah 0,1% dari penutupan sebelumnya (27/9/2024).

Bersamaan dengan pelemahan rupiah, indeks dolar AS (DXY) juga alami pelemahan ke titik 100,369 dengan penurunan sebesar 0,01%.

Lebih lanjut, pelemahan nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini bersamaan dengan penantian rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia pada Selasa (01/10/2024) serta data arus modal asing yang keluar dari pasar Indonesia.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Data Indeks Harga Konsumen (IHK) Agustus 2024 oleh pada Senin, 2 September 2024.

Data tersebut menunjukkan deflasi sebesar 0,03% secara bulanan (month-to-month/mtm), menjadikannya deflasi keempat berturut-turut sejak April 2024.

Deflasi ini memperlihatkan adanya penurunan daya beli masyarakat, khususnya pada sektor makanan, minuman, dan tembakau yang menyumbang deflasi terbesar dengan penurunan harga sebesar 0,52%.

Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi tercatat sebesar 2,12%, sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2,13%.

Meskipun inflasi tetap terkendali, deflasi berkelanjutan menjadi kekhawatiran utama bagi pelaku pasar, mengingat hal ini jarang terjadi selama 25 tahun terakhir. Kondisi ini menambah beban bagi rupiah yang sudah berada dalam tekanan.

Selain itu, arus modal asing yang keluar dari pasar domestik semakin memperburuk posisi rupiah.

Berdasarkan data transaksi Bank Indonesia (BI) pada periode 23 hingga 26 September 2024, investor asing tercatat melakukan aksi jual neto sebesar Rp9,73 triliun.

Outflow ini didorong oleh optimisme terhadap stimulus ekonomi di China, yang menarik minat investor asing ke pasar keuangan negara tersebut.

Investor asing tercatat menjual neto sebesar Rp2,88 triliun di pasar saham dan Rp1,30 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), serta Rp5,55 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Dengan meningkatnya ketidakpastian global dan keluarnya modal asing, tekanan terhadap rupiah terus membesar.

Kendati sepanjang tahun 2024 investor asing masih mencatatkan pembelian neto di pasar saham dan SBN, aksi jual dalam beberapa pekan terakhir membuat sentimen negatif terus membayangi pergerakan rupiah.

https://totallycebu.com/
https://boglechandler.com/
https://menes-job.com/
https://lankarani.net/
https://heylink.me/antirungkatclub/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*