BNPT jadikan Sekolah Damai sebagai salah satu program prioritas 2024

BNPT jadikan Sekolah Damai sebagai salah satu program prioritas 2024

Direktur Pencegahan BNPT RI Irfan Idris dalam kegiatan Sekolah Damai. (ANTARA/HO-BNPT RI)

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menjadikan Sekolah Damai sebagai salah satu dari tujuh program prioritas pada 2024, guna memberikan penguatan pada generasi muda dalam rangka pencegahan intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

Direktur Pencegahan BNPT Profesor Irfan Idris membeberkan, program itu bertujuan untuk memperkuat para siswa dan santri tingkat SLTA/MA sederajat, dengan nilai-nilai perdamaian guna melawan tiga kesalahan besar yang kerap terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia yaitu intoleransi, kekerasan, dan penindasan (bullying).

“Kami berharap melalui program ini, para siswa, santri, dan para pendidik memiliki kemampuan dalam melawan tiga dosa besar dunia pendidikan di Indonesia yaitu intoleransi, kekerasan, dan bullying,” kata Irfan dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.

Saat membuka kegiatan Sekolah Damai melalui workshop bertema Pelajar Cerdas Cinta Damai, Tolak Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying, di Pondok Pesantren IMMIM Putra Makassar, dia membeberkan, tiga kesalahan itu menjadi momok bagi nilai perdamaian, serta kelancaran dalam proses belajar dan mengajar.

idak hanya itu, kesalahan tersebut berpotensi menjadi cikal bakal seorang anak didik bisa terlibat dengan jaringan terorisme, karena memiliki pengalaman buruk.

Menurut Irfan, program Sekolah Damai bisa membuat seluruh siswa, santri, dan pengajar memiliki nilai-nilai perdamaian secara utuh, baik dalam bernegara maupun beragama.

Hal itu karena, lanjut dia, saat ini masih ada kelompok orang yang salah dalam memahami pesan-pesan Tuhan dan hanya dipahami secara sepotong-potong dalam mengartikannya, sehingga timbul sikap intoleransi yang kemudian berkembang menjadi terorisme.

Dalam ajaran agama, ia menguraikan umat dilarang berlebihan untuk beragama, karena bila berlebihan atau ekstrem, tentu akan bertentangan dengan nilai-nilai agama yang melarang kekerasan, apalagi sampai melakukan pembunuhan.

Irfan mengibaratkan beragama secara ekstrem seperti cuaca ekstrem, yang juga ditakuti oleh masyarakat karena bisa merusak segala hal.

KAS138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*